PROPOSAL SKRIPSI
EFEKTIFITAS
METODE
LEARNING BY DOING UNTUK
PENGEMBANGAN
EMOTIONAL INTELLEGENCE
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia
dini
yang
termasuk
didalamnya adalah
Taman Kanak-Kanak (TK) dan
Raudlatul Athfal (RA), didirikan sebagai usaha
mengembangkan seluruh segi kepribadian anak didik dalam
rangka menjembatani pendidikan keluarga ke pendidikan formal (Sekolah). RA dalam banyak hal
memiliki kesamaan dengan TK, bahkan dengan TK Islam dikatakan
tidak ada bedanya.
Letak
perbedaan RA dan TK
adalah pada nuansa keagamaannya (Islam) dimana RA
lebih kental dan menjiwai seluruh proses pembelajarannya.[1]
Dalam tujuan pembelajaran di RA adalah mempersiapkan anak
didik untuk memasuki jejang yang selanjutnya yaitu tingkat dasar dengan
berbekal nilai-nilai keislaman yang telah ditanamkan ketika duduk di bangku
sekolah.
Antara TK dan RA mempunyai derajat yang sama seperti tercantum dalam Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 28 ayat 3 yang berbunyi “pendidikan
anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak
(TK),
Raudlatul Athfal
(RA), atau bentuk lain
yang sederajat”.[2]
Tujuan penyelenggaraan RA adalah untuk membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, ketrampilan
dan daya cipta anak
didik.
Serta untuk
pertumbuhan
perkembangan selanjutnya.[3] Sedangkan
ruang
lingkup program kegiatan belajar
meliputi: pembentukan perilaku
melalui pembiasaan dalam pengembangan moral pancasila, agama,
disiplin,
perasaan/emosi,
dan
kemampuan bermasyarakat,
serta pengembangan kemampuan dasar
melalui kegiatan yang
dipersiapkan oleh guru meliputi pengembangan kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, keterampilan dan jasmani.[4]
Di Taman Kanak-kanak kegiatan dapat
dalam
bentuk
bermain dan kegiatan lain.
Strategi
kegiatan
sebaiknya lebih bayak
menekankan
pada aktifitas anak daripada aktifitas guru.[5] Sasaran RA yaitu anak usia 4-6
tahun hingga anak memasuki
jenjang
pendidikan
dasar.
Dan pada masa itu seorang anak tidak dapat disuruh duduk diam selama beberapa jam mereka masih senang
bermain
dan
hal
itu
merupakan
hak seorang
anak sehingga seorang guru dalam pemberian materi tidak boleh melupakan hal tersebut.
Taman kanak-kanak sudah termasuk pendidikan formal,
hanya
saja Taman Kanak-kanak masih tetap dikategorikan sebagai prasekolah untuk anak usia dini, sehingga
tidak ada mata pelajaran yang mengikat
untuk
siswa, kecuali bermain dan bermain.[6]
Bermain merupakan salah satu metode yang efektif dalam pembelajaran
yang dilakukan untuk
anak usia
dini, karena
dengan bermain seorang anak
tidak akan merasa dipaksa, mereka akan sukarela melaksanakannya karena permainan adalah kesukaan mereka.
Permainan
yang dilakukan haruslah
permainan
yang bermanfaat dan sesuai dengan kurikulum yang ada, agar dalam pelaksanaannya
tidak terjadi
penyimpangan atau ketidaksesuaian materi. Misalnya seorang anak
tidak
boleh diberi suatu pemainan yang terlalu menguras tenaga atau
yang tingkat
kesulitannya tinggi.
Seperti halnya bermain, model pembelajaran learning by
doing haruslah sesuai dengan tujuan dan
program kegiatan, metode yang digunakan berkaitan
erat dengan dimensi perkembangan anak dengan motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosi dan
sosial. Perkembangan motorik merupakan proses
memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak.
Keterampilan motorik diperlukan untuk mengendalikan tubuh.[7]
Apabila dalam kegiatan interaksi edukatif terdapat keterlibatan intelek-emosional anak didik, biasanya intensitas keaktifan dan motifasi akan meningkat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif.
Guru didalam interaksi edukatif diharapkan benar-benar menerapkan aktifitas
anak didik,
yaitu
belajar sambil
melakukan (learning by
doing).[8]
Karena dengan hal itu
seorang anak
dapat
terlibat langsung dalam suatu
pembelajaran
dan
mereka mempunyai pengalaman-pengalaman berharga yang akan mereka ingat.
RA Maslakul Falah termasuk salah satu RA yang ada desa Arumanis Kec. Jaken Kab. Pati. Fasilitas
yang dimiliki
cukup lengkap,
RA Maslakul Falah desa Arumanis Kec.
Jaken Kab. Pati juga menggunakan sistem kegiatan belajar mengajar yang sudah baik dan salah satunya adalah dengan praktek-praktek secara langsung. Karena dengan adanya praktek atau belajar langsung seorang anak akan lebih cepat mengingat.
Namun ada satu hal yang terjadi di RA Maslakul Falah desa Arumanis Kec. Jaken
Kab. Pati yaitu
masih
banyak anak didik yang belum mampu bersosialisasi dengan temannya, begitu pula
belum mampu mengendalikan emosinya. Diperlukan metode pembelajaran yang tepat
untuk merangsang anak didik agar lebih maksimal dalam bergaul dengan temannya,
dengan berbagai persoalan yang harus mereka terima serta selesaikan secara
individu. Hal itulah diantara upaya pengembangan emotional intellegence anak.
Peneliti perlu mengadakan research mengenai pengembangan Emotional
Intellegence dengan menggunakan metode Learning by Doing yang diangkat dalam bentuk penyusunan skripsi yang berjudul:
“Efektifitas Metode Learning By Doing untuk
Pengembangan Emotional Intelligence di RA. Maslakul Falah Desa Arumanis Kec.
Jaken Kab. Pati Tahun Pelajaran 2014/2015”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang peneliti kemukakan dalam penelitian ini yaitu
“Bagaimanakah efektifitas metode learning by doing untuk
pengembangan emotional intelligence
di RA. Maslakul Falah desa Arumanis Kec. Jaken Kab. Pati tahun pelajaran
2014/2015”.
C. Tujuan Penelitan
Tujuan yang hendak peneliti capai dalam penelitian ini adalah mengetahui efektifitas metode learning by doing
untuk pengembangan emotional
intelligence di RA. Maslakul Falah desa Arumanis Kec. Jaken Kab. Pati tahun
pelajaran 2014/2015.
No comments:
Post a Comment