Thursday, April 21, 2016

Muhadatsah

Muhadatsah
1)      Pengertian Kemampuan Muhadatsah
Kemampuan muhadatsah adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengapresiasikan pikiran berupa ide-ide, pendapat, keinginan, atau  perasaan kepada mitra bicara.[1]
2)      Tolok Ukur Kemampuan Muhadatsah
Mengukur kemampuan muhadatsah didasarkan pada tersampaikan atau tidaknya pesan atau makna dari penutur kepada pendengar. Namun demikian, bukan berarti mengabaikan unsur-unsur bahasa, karena makna sebuah bahasa bersifat abstrak dan tidak dapat diukur secara kongkrit. Justru, gejala-gejala yang mendeskripsikan makna itulah yang dapat diukur melalui melalui jenis-jenis tes berbicara. Tolok ukur berbicara yang dimaksud disini adalah :


a)      Pengucapan, seberapa baik siswa dalam mengucapkan satu kata atau kalimat.
b)      Tata bahasa, seberapa baik siswa menjaga aturan tata bahasa dalam berbicara.
c)      Kosa kata, seberapa banyak perbendaharaan kosa kata yang dimiliki dan digunakan siswa dalam berbicara.
d)     Kefasihan, seberapa baik tingkat kefasihan siswa dalam berbicara.
e)      Pemahaman, seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap komunikasi bahasa yang digunakan.[2]
Hal-hal tersebut diatas yang menjadi tolok ukur kemampuam muhadatsah.
3)      Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Muhadatsah
Pada hakekatnya faktor yang mempengaruhi kemampuan muhadatsah terjadi  karena  pemerolehan  dan  pembelajaran. Keberhasilan suatu proses pembelajaran bahasa sangat  ditentukan oleh keaktifan guru dalam berbagi konteks  komunikasi. Hal inipun juga didukung oleh faktor-faktor  penentu  dalam  pembelajaran  bahasa  terutama  bahasa  Arab.  Faktor-faktor yang terkait tersebut diantaranya yaitu :


a)      Faktor Motivasi
Dalam   pembelajara bahasa   ada  asumsi   yang  menjadikan bahwa  orang  yandidalam  dirinya  ada  keinginan,  dorongan  atau tujuan yang ingin dicapai dalam belajar bahasa Arab cenderung akan lebih berhasil dibandingkan dengan orang yang belajar tanpa dilandasi oleh suatu tujuan, dorongan dan motivasi.
b)      Faktor Usia
Faktor  usia  ini  mempengaruhi  dalam  kecepatan  dan keberhasilan belajar bahasa Arab pada aspek  fonologi (yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya), morfologi (seluk-beluk bentuk serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata), dan sintaksis (kelompok kata atau kalimat), tetapi tidak berpengaruh dalam pemerolehan urutannya.
c)      Faktor Penyajian Formal
Penyajian pembelajaran bahasa secara formal tentu memiliki pengaruh  terhadap  kecepatan  dakeberhasilan  dalam  memperoleh bahasa kedua karena berbagafaktor dan variabel telah dipersiapkan dan diadakan dengan sengaja. Demikian juga keadaan lingkungan pembelajara bahas kedua  secara  formal didala kelas,  sangat berbeda dengan lingkungan pembelajaran bahasa kedu secara naturalistik dan alami.
d)     Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan bahasa ini dapat dibedakan atas :
a Pengaruh lingkungan formal
Lingkungan formal adalah salah satu  lingkungan  dalam belajar bahasa yang memfokuskan pada penguasaan kaidah-kaidah bahasa yang sedang dipelajari secara sadar. Hal ini juga mempengaruhi pada aspek pembelajaran bahasa, yaitu pada urutan pemerolehan bahasa kedua dan kecepatan atau keberhasilan dalam menguasai bahasa kedua.
b Faktor Lingkungan Informal
Lingkungan informal bersifat alami atau natural, tidak dibuat-buat. Yang termasuk lingkungan  informa ini antara lain bahasa yang digunakan anggota kelompok etnis pembelajar, yang digunakan media massa, bahasa para guru, baik dikelas maupun diluar kelas. Secara umum dapat dikatakan lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa kedua para pembelajar.[3]



[1] Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 135.
[2] http://lapanruku-bahasaarab.blogspot.com/2011/12/mengukur-kemampuan-bicara.html /14/7/2014.
[3] Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003) hlm. 251-260

Metode Sosio-drama

Metode Sosio-drama
a.      Pengertian Metode Sosio-drama
Metode sosio-drama  adalah sebuah teknik penyampaian bahan ajar dengan cara drama atau  memerankan  tingkah  laku dalam hubungan sosial oleh para siswa (kelompok siswa).[1] Metode ini hampir sama dengan metode eksperimen karena siswa terlibat langsung dalam aksi. Siswa juga langsung merasakan, melakukan, dan memainkan sesuatu secara langsung (memainkan peran sesuai dengan bahan ajar). Akan tetapi, perbedaanya disini adalah metode eksperimen cenderung digunakan dalam pelajaran eksak, sedangkan metode sosio-drama  lebih cenderung dipakai dalam pelajaran bahasa.[2]
Dari pengertian di atas peneliti simpulkan bahwa metode sosio-drama merupakan metode pembelajaran dimana peserta didik melakukan sebuah drama tentang kehidupan sehari-hari.
b.      Langkah Penerapan Metode Sosio-drama
Metode sosio-drama  metode yang rumit. Oleh sebab itu, guru harus benar-benar menyiapkan segala sesuatunya. Selai itu, langkah-langkah dam menjalankan metode ini pun harus sangat diperhatikan. Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh guru adalah sebagai berikut:
1)      Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2)      Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 2-4 orang.
3)      Guru menyiapn skenario atau naskah dengan tema cerita yang menarik.
4)       Ketua kelompok membagi peran masing-masing sesuai yang terdapat dalam skenario.
5)      Tiap-tiap pemain menghafalkan dialog dalam skenario.
6)      Guru menunjuk salah satu kelompok yang benar-benar siap untuk menampilkan naskah pementasan.
7)      Begitu seterusnya sampai seluruh kelompok tampil.[3]

Dengan mempersiapkan hal-hal tersebut pembelajaran akan lebih efektif karena telah dirancang sebelumnya, dan siswapun akan lebih tertantang untuk mempraktekkannya.
c.       Kelebihan dan Kekurangan Metode Sosio-drama
Metode sosio-drama pasti juga tidak terhindar dari kekurangan-kekurangan dan kelebihan didalamnya. Diantara berbagai kelebihan metode sosio-drama  adalah sebagai berikut:
1)        Melatih daya ingat siswa.
2)        Siswa lebih memahami pokok materi pembelajaran secara mendalam.
3)        Siswa terlatih berinisiatif, kreatif, dan inovatif
4)        Pelajaran  akan  berjalan  menarik dan tidak membosankan       
5)        Secara tidak langsung, akan memupuk bakat-bakat terpendam siswa
6)        Menumbuhkan kesadaran bekerja sama dengan sesama teman dengan baik.[4]
Kelebihan itulah yang hendak dicapai untuk meningkatkan kemampuan berdialog menggunakan bahasa Arab.
Selanjutnya, diantara kekurangan-kekurangan metode sosio-drama  adalah sebagai berikut:
1)      Tidak semua anak aktif dalam pembelajaran, karena tidak kebagian waktu, peran, dan materi untuk sosio-drama .
2)      Memerlukan waktu yang sangat lama untuk persiapan sampai pada pelaksanaan pertunjukan.
3)      Memerlukan tempat yang luas.
4)      Bisa mengganggu konsentrasi kelas lain.
5)      Membutuhkan tenaga dan pikiran yang ekstra dari guru.
6)      Tidak adanya alat-alat atau media pembelajaran yang lengkap.
Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai dari lembaga pendidikan.[5]


[1] Anisatul Mufarokah,  Strategi Belajar Mengajar (Yogjakarta: Teras, 2009), 90.
[2] Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahsa Arab, (Yogjakarta: Diva Press, 2011), 241.
[3] Ulin Nuha, 105.
[4] Ulin Nuha, 241.
[5] Ulin Nuha, 242 – 243.